F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-67 Sifat Iradah Allah Subhanahu wa Ta’ala Bagian Ketiga : Iradah Syariyyah

Audio ke-67 Sifat Iradah Allah Subhanahu wa Ta’ala Bagian Ketiga : Iradah Syar'iyyah - Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 13 September 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-67

📖 Sifat Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla Bagian Ketiga: Iradah Syar'iyyah


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى وسلم وبارك على نبينا محمد و على آله وصحبه و من تبعهم بإحسان الى يوم الدين أما بعد

Alhamdulillah kembali kita dimudahkan oleh Allāh pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan kajian tentang masalah aqidah.

Masih kita membahas kitab yang dikarang oleh syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah yang berjudul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Beliau rahimahullah mengatakan:

وشرعية: لا يلزم بها و وقوع المراد

2. Iradah Syar'iyyah

Iradah yang berkaitan dengan syari'at, maka iradah yang seperti ini tidak melazimkan (tidak mengharuskan) terjadi apa yang dikehendaki oleh Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menurunkan syari'at, Allāh menginginkan manusia beriman kepada rasul, bertauhid, melakukan ketaatan kepada Allāh. Itu yang ada dalam syari'at Allāh Subhānahu wa Ta’āla (itu yang Allāh inginkan).

Allāh turunkan Al-Qur'an, Allāh turunkan kitab-kitab sebelumnya, Allāh utus para rasul. Allāh ingin supaya manusia beriman, supaya manusia menjadi orang-orang yang taat, dengan demikian mereka mendapatkan keberuntungan di dunia dan juga di akhirat.

Apakah apa yang Allāh inginkan dengan menurunkan syari'at mengutus para rasul tadi terjadi? Jawabannya "tidak!" atau “tidak semuanya” terjadi.

فَمِنْهُم مَّنْ ءَامَنَ وَمِنْهُم مَّن كَفَرَ

"Ada di antara mereka yang beriman dan ada di antara mereka yang kafir.” [QS Al-Baqarah: 253]
Beriman sesuai dengan yang dikehendaki Allāh dan ada di antara mereka yang kafir, tidak beriman dengan rasul yang diutus kepada mereka, tidak beriman dengan Al-Qur'an, tidak beriman dengan hari akhir. Padahal Allāh Subhānahu wa Ta’āla menginginkan dengan syari'at tadi supaya mereka beriman. Menunjukkan bahwasanya iradah syar'iyyah ini tidak harus terjadi.

Maka kita harus bedakan antara iradah syar'iyyah dengan iradah kauniyyah. Klauniyyah pasti terjadi, adapun syar'iyyah belum tentu terjadi.

Kemudian syaikh menjelaskan:

ولا يكون المراد فيها إلا محبوباًله

"Dan tidaklah apa yang diinginkan oleh Allāh dengan iradah syar'iyyah ini kecuali sesuatu yang dicintai oleh Allāh.”
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki iradah syar'iyyah dan tidaklah apa yang diinginkan oleh Allāh dengan iradah syar'iyyah ini kecuali sesuatu yang dicintai oleh Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki iradah syar'iyyah; mencintai yang namanya shalat, puasa, ibadah, haji, berbuat baik kepada orang lain. Ini adalah sesuatu yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menginginkan manusia untuk melakukan amalan-amalan ini, maka iradah syar'iyyah tidaklah yang diinginkan oleh Allāh dengan iradah syar'iyyah ini kecuali sesuatu yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dan ini belum tentu terjadi.

كقوله تعالى: وَٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ

Seperti misalnya firman Allāh وَٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ.

Contoh dari iradah syar'iyyah adalah apa yang Allāh sebutkan وَٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ (dan Allāh ingin untuk memberikan taubat kepada kalian).

Apakah semua orang bertaubat? Jawabannya,"Tidak!"

Ada di antara manusia yang segera dia bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla setelah berdosa, setelah lalai dengan Allāh, lupa dengan Allāh, setelah menjauh dari Allāh. Tapi ada di antara manusia yang dalam keadaan terus melakukan dosa dan maksiat, padahal Allāh Subhānahu wa Ta’āla ingin memberikan ampunan kepada mereka. Menunjukkan bahwasanya iradah di sini adalah iradah syar'iyyah.

Yang disebutkan oleh syaikh di sini hanya sekedar contoh saja, sementara di sana banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki iradah syar'iyyah yang intinya adalah mahabbah yaitu kecintaan Allāh supaya makhluk itu melakukan apa yang diinginkan oleh Allāh.

وَٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ

"Dan Allāh menginginkan untuk memberikan taubat kepada kalian.”
Contoh yang lain dari ayat yang menunjukkan tentang iradah syar'iyyah adalah firman Allāh:

يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ

"Allāh Subhānahu wa Ta’āla ingin memudahkan kalian dan tidak menginginkan untuk menyulitkan kalian.” [QS Al-Baqarah:185]
Akhirnya kita sampai pada akhir dari pertemuan kali ini. Kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita semuanya dan menjaga hati kita, menetapkan kita di atas agama Islam sampai kita bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Itulah yang bisa kita sampaikan.

واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.