F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-60 Ma'iyyatullah atau Kebersamaan Allah Ta'ala Bagian Ketiga

Audio ke-60 Ma'iyyatullah atau Kebersamaan Allāh  Ta'ala Bagian Ketiga - Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT | 02 September 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-60

📖 Ma'iyyatullah atau Kebersamaan Allāh Ta'ala Bagian Ketiga


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه

Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.

Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ta'ala.

Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh.

Beliau mengatakan:

و نرى أن من قال ذلك فهو كافر أو ضال، لأنه وصف الله بما لا يليق من النقائص

Dan kami memandang, kami berpendapat yaitu Ahlus Sunnah, bahwasanya orang yang mengatakan demikian yaitu, “Allāh bersama dengan makhluk-Nya di bumi” maka dia adalah orang yang kafir.

Apabila terpenuhi syarat-syarat takfir, orang yang mengatakan bahwasanya Allāh ada di bumi bersama makhluk-Nya, maka bisa menjadi orang yang keluar dari agama Islam.

Baligh, kemudian berakal, tidak dipaksa, tidak mentakwil, dan dia mengingkari tentang istiwa’ Allāh di atas Arsy, ketinggian Allāh. Kemudian mengatakan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersama makhluk, bersama manusia, bersama hewan maksudnya adalah di bumi, bersama hewan, bersama manusia, bersama jin, maka ini adalah sifat-sifat yang kekurangan bagi Allāh.

Mensifati Allāh dengan sifat kekurangan, maka ini bisa menjadi orang yang keluar dari agama Islam, apabila terpenuhi syarat-syaratnya.

أو ضال

"Atau minimal dia adalah orang yang sesat.”

Apabila dia tidak terpenuhi syarat-syarat takfir di sini maka dia bisa menjadi orang yang sesat.

Jadi ada dua kemungkinan, bisa kafir kalau terpenuhi syarat-syarat takfir dan ini adalah bukan perkara yang ringan dan para ulama mujtahidun merekalah yang berhak untuk mengeluarkan hukum ini dan Ahlus Sunnah sangat berhati-hati sekali dengan masalah takfir ini.

Di sana ada syarat-syarat yang harus terpenuhi dan di sana harus ternafi'kan dari الموانع (hal-hal yang menghalangi) atau yang kedua kemungkinan dia adalah orang yang sesat. Tidak sampai pada kekafiran tetapi adalah orang yang sesat karena,

لأنه وصف الله بما لا يليق من النقائص

"Karena dia telah mensifati Allāh dengan sesuatu yang tidak pantas bagi Allāh berupa نقائص - sifat-sifat kekurangan.
Karena kita adalah makhluk yang serba kekurangan, kita juga ada kotoran, ada tempat-tempat yang itu adalah tempat-tempat yang najis, tempat-tempat yang kotor. Bagaimana kita katakan bahwasanya Allāh bersama makhluk di bumi dengan segala jenis makhluk yang ada di bumi, ada yang shalih, ada yang tidak shalih, ada yang najis, ada yang tidak najis, bagaimana kita mensifati Allāh dengan sifat-sifat yang merupakan sifat yang نقائص.

Maka seorang mukmin, تسبيح - mensucikan Allāh dari segala sifat kekurangan.

Untuk menutup apa yang kita sampaikan pada kesempatan kali ini perlu kita sampaikan bahwa ma'iyyatullah ini selain ada di sana ma'iyyah yang ‘āmah (ma'iyyah yang umum) di sana ada ma'iyyah yang khusus.

Ma'iyyah yang khusus, ini Allāh khususkan bagi orang-orang tertentu saja. Kalau yang umum tadi seluruhnya, yaitu ilmu Allāh, yang kafir maupun yang mukmin, yang fasiq maupun yang shalih semuanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersama mereka dengan ilmu-Nya.

Tapi di sana ada kebersamaan Allāh yang khusus yaitu kebersamaan Allāh yang di antara konsekuensinya adalah Allāh menolong mereka, Allāh memudahkan urusan mereka, dan inilah yang dimaksud dengan kebersamaan yang khusus. Ini Allāh berikan kepada sebagian makhluk seperti misalnya orang-orang yang bertakwa. Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ

"Sesungguhnya, Allāh bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." [QS. An-Nahl: 128]
Bersama orang-orang yang bertakwa, maksudnya adalah dengan ilmu-Nya tadi, ditambah lagi dengan pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh menolong mereka, memudahkan urusan mereka menjaga mereka dan Allāh mengatakan:

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Sesungguhnya Allāh bersama orang-orang yang bersabar." [QS Al-Baqarah: 153]
Orang-orang yang bersabar, Allāh bersama mereka, menolong mereka, menjaga mereka, memelihara mereka, maka ini adalah ma'iyyah yang khusus. Allāh berikan kepada sebagian orang saja. Adapun ma'iyyah yang umum tadi yaitu ilmu maka ini untuk semua manusia.

In sya Allāh, itu penjelasan dari kami berkaitan dengan sifat ma'iyyatullah Subhanahu wa Ta'ala yang disebutkan oleh pengarang Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin di dalam kitab ini.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kita semuanya kemudahan untuk bisa memahami agama ini dan memberikan kita istiqomah dan ketetapan hati dalam mengarungi kehidupan ini khususnya di zaman yang penuh dengan fitnah ini, maka di antara cara untuk membentengi diri dari fitnah adalah dengan membekali diri kita dengan ilmu agama khususnya tentang masalah aqidah.

Demikian, wallahu ta'ala a’lam. Dan sampai bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈••••○○○••••┈┈┈•
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.