F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-90: Pembahasan Tentang Dzikir-Dzikir yang Disunahkan Untuk Dibaca Ketika Rukuk

Audio ke-90: Pembahasan Tentang Dzikir-Dzikir yang Disunahkan Untuk Dibaca Ketika Rukuk - Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-123
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 JUM'AT, 22 Shafar 1445 H / 08 September 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah

💽 Audio ke-90: Pembahasan Tentang Dzikir-Dzikir yang Disunahkan Untuk Dibaca Ketika Rukuk


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala mengatakan dalam kitabnya,

[ أَذْكَارُ الرُّ كُوعِ ]
"Dzikir-dzikir yang Disunahkan untuk Dibaca ketika Rukuk"
Bacaan rukuk ini sangat banyak dan kita dibolehkan untuk memilih salah satunya.

"Ustadz, bagaimana kalau kita kumpulkan?"
Ini ada khilaf di antara para ulama dalam masalah mengumpulkan beberapa doa rukuk yang akan kita baca dalam satu rukuk untuk melamakan rukuk, misalnya. Atau imamnya lama, akhirnya kita ingin membaca beberapa bacaan yang disunahkan untuk dibaca ketika rukuk.

Ada khilaf di antara para ulama dalam masalah ini. Ada yang mengatakan tidak boleh. Yang boleh adalah satu diulang-ulang. Itu termasuk di antara pendapatnya Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala, Syaikh Utsaimin. Mereka mengatakan, tidak boleh kita menggabung dua bacaan yang berbeda ketika rukuk. Yang boleh adalah satu bacaan kemudian diulang-ulang.

Ada yang mengatakan boleh. Termasuk di antara yang mengatakan pendapat ini adalah Imam Nawawi rahimahullahu Ta’ala. Imam Nawawi rahimahullahu Ta’ala, beliau membolehkan menggabungkan bacaan-bacaan yang berbeda yang datang dari Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam satu gerakan.

Misalnya ketika rukuk ada banyak bacaan, kita boleh menggabungkannya. Nanti ketika sujud ada banyak bacaan, kita boleh menggabungkannya. Ketika iftitah misalnya -doa istiftah- kita lihat ada beberapa do'a yang berbeda-beda, kita boleh menggabungkannya.

Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat yang dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullahu Ta’ala. Selama bacaan tersebut berbeda, maksudnya dari sisi makna dan dari sisi redaksi, dari sisi kandungan, maka boleh dibaca. Karena tidak ada dalil yang melarangnya.

Sehingga, misalnya do'a istiftah, kita boleh membaca do'a istiftah dan menggabungkannya, terutama ketika kita ingin shalatnya lama. Misalnya shalat malam, kita ingin shalat lama, kita boleh menggabungkan do'a istiftah tersebut. Terutama do'a-do'a yang berbeda, memang; isinya berbeda, redaksinya jauh berbeda.

Begitu pula do'a rukuk, do'a sujud. Ini hampir sama dengan meggabungkan surat-surat ketika kita membaca surat di dalam shalat kita.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kalau kita melihat bagaimana praktik Beliau membaca surat, yang kita lihat Beliau setiap rakaat itu membaca satu surat. Kalau kita gabung bagaimana? Boleh. Tidak masalah kita membaca lebih dari satu surat dalam satu rakaat.

Begitu pula dengan bacaan-bacaan yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad Shallalahu ‘alaihi wasallam. Bacaannya berbeda-beda, kita boleh menggabungkannya. Wallahu a’lam.

Seperti ini khilaf fiqhiy. Ini khilaf dalam masalah fiqih, sehingga kita harus toleran di dalamnya.

وَكَانَ يَقُولُ فِي هَذَا الرُّكْنِ أَنْوَاعًا مِنْ الْأَذْكَارِ وَالْأَدْعِيَةِ ، تَارَةً بِهَذَا ، وَتَارَةً بِهَذَا :

Pada rukun rukuk ini, Beliau mengucapkan beragam dzikir dan do'a secara bervariasi. Sesekali Beliau membaca dengan yang ini, kadang-kadang Beliau membaca dengan yang lainnya.

Dzikir rukuk yang pertama adalah bacaan:


❲ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ ❳
/Subhaana rabbiyal 'azhiim/

"Mahasuci Rabb-ku yang Mahaagung."
Ini mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini dibaca sebanyak 3 kali.

Apakah boleh lebih dari 3 kali?
Dikatakan oleh Syaikh Albani di sini, Beliau terkadang mengucapkannya lebih dari 3 kali. Bahkan pernah di shalat malamnya, Beliau membacanya lebih dari itu. Beliau membacanya berulang-ulang, hingga lama rukuknya Beliau hampir sama dengan lama berdirinya Beliau.

Ini berarti sangat banyak sekali. Karena berdirinya Beliau ketika shalat itu panjang sekali. Di dalam shalat tersebut Beliau membaca 3 surat panjang, yaitu Al-Baqarah, An-Nisaa', Ali Imran. Bacaan ketika shalat itu diselingi dengan do'a dan istighfar seperti yang telah disinggung pada pembahasan tentang bacaan surat dalam shalat malam.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggabungkan surat-surat; Al-Baqarah dibaca, Ali Imran dibaca, An-Nisaa' dibaca ketika berdiri, ini lama sekali.

Audio ke-90: Pembahasan Tentang Dzikir-Dzikir yang Disunahkan Untuk Dibaca Ketika Rukuk - Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi
Kemudian ketika rukuk dan rukuknya hampir sama dengan berdirinya, berarti rukuknya lama sekali. Ketika yang dibaca

( سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ )

saja, maka Beliau mengulang-ngulang sampai banyak sekali. Ini yang dimaksud oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala.

Bacaan yang kedua:


❲ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ ❳
/Subhaana rabbiyal 'azhiimi wa bihamdih/

(Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung, dan dengan pujian untuk-Nya)
Sebanyak 3 kali.
Tambahan [ وَبِحَمْدِهِ ] diperselisihkan oleh para ulama. Ada yang mengatakan sanadnya lemah. Ada yang mengatakan sanadnya bisa dijadikan sebagai hujjah, maksudnya bisa dipegang.

Dan yang kedua ini yang dipilih oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala. Tapi banyak ulama yang melemahkannya. Dan pendapat Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala juga ada kuat.

❲ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ ❳

Beliau menjelaskan dalam kitab Beliau yang lain "Ashlu Shifati Shalatin Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wasallam".

Jadi buku yang kecil ini, sebenarnya adalah buku yang sangat tebal. Di dalam kitab "Ashlu Shifati Shalatin Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wasallam", beliau menjelaskan semua sandaran perkataan beliau ini.

Misalnya beliau mengatakan, "Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjauhkan tangannya atau sikunya dari sisi badannya." Beliau sebutkan riwayat-riwayatnya. Beliau sebutkan lafal riwayat tersebut.

Jadi di dalam kitab tersebut, beliau menguatkan sanad yang ada tambahan [ وَبِحَمْدِهِ ] .

❲ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ ❳

Ini dibaca 3 kali.

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.