F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-55 Allah Subhanahu wa Ta’ala Beristiwa' Di Atas Arsy’ Bagian Kedua

Audio ke-55 Allah Subhanahu wa Ta’ala Beristiwa' Di Atas Arsy’ Bagian Kedua - Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT | 28 Muharram 1444 H | 26 Agustus 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-55

📖 Allāh Subhānahu wa Ta’āla Beristiwa' Di Atas Arsy’ Bagian Kedua


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه

Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.

Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullāh ta'ala.

Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh.

Beliau mengatakan (rahimahullāh):

ونؤمن بأنه: خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ

Dan kita beriman (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) karena beliau memberikan judul kitab ini dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, maka ونؤمن maksudnya adalah kita (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) beriman (percaya, meyakini) bahwasanya Allāh telah menciptakan langit dan juga bumi.

فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ

“Dalam enam hari.”

⇒ Yang dimaksud dengan hari atau enam hari di sini adalah dimulai dari hari ahad sampai hari Jum'at.

ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ

"Kemudian setelahnya Allāh beristiwa’ di atas Arsy.”

يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ

"Mengatur seluruh perkara.”

Di dalam ayat yang mulia ini, Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan bahwasanya Allāh menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, dan ini adalah hikmah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mampu untuk menciptakan semuanya dalam satu waktu.

إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

"Sesungguhnya urusan Allāh apabila menghendaki sesuatu tinggal mengatakan: "Jadilah!" maka terjadilah ia." [QS Yasin: 82]

Tetapi di sini Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya Allāh ingin mengajarkan kepada manusia tentang تدرج (pelan-pelan) dan bertahap. Sehingga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu, menciptakan semua makhluk dalam sekejap (dalam satu waktu). Allāh Subhānahu wa Ta’āla Maha Mampu yang demikian.

“Kemudian beristiwa‘ di atas Arsy.”

Dan makna dari istiwa' sudah kita sampaikan pada pertemuan yang telah berlalu.

Sudah kita sampaikan tentang masalah makna dari istawa, ada 4 makna yang datang dari para Salaf yaitu علا وارتفع وصعد و استقر - meninggi dan juga menetap.

Dan sudah kita sampaikan terkadang istawa di dalam Al-Qur'an ini datang secara mutlak maksudnya tidak ada di sana huruf setelahnya maka maknanya adalah kamula (كمل) yaitu sempurna dan terkadang setelah istawa ini ada huruf إلى

ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ

"Kemudian Allāh beristiwa’ ke langit.”

Maksudnya adalah قصد - menuju, menginginkan, memaksudkan dan terkadang istawa setelahnya adalah huruf على, maka maknanya adalah على وارتفع - meninggi seperti dalam ayat ini.

ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ

Kemudian terkadang istawa setelahnya adalah huruf الواو maka maknanya adalah تسوَىٰٓyaitu merata atau sejajar.

استوى الماءُ والخشبةَ

"Air sejajar dengan kayu.”

Maka ini adalah penggunaan istawa di dalam bahasa Arab, kadang setelahnya memakai huruf إلى atau على atau tanpa huruf atau terkadang setelahnya الواو memiliki makna yang berbeda.

Dan di dalam Al-Qur'an maka di sana ada kalimat ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ - ini terdapat di dalam 6 ayat. Di dalam Al-Qur'an Allāh Subhānahu wa Ta’āla menggunakan kalimat ini

ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ

"Kemudian Allāh beristiwa’ di atas Arsy.”

Menunjukkan bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat istiwa’.

يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ

"Mengatur seluruh perkara.”

Kemudian beliau menjelaskan di sini:

واستواؤه على العرش علوه عليه بذاته علوا خاصا يليق بجلاله و عظمته لا يعلم كيفيته إلاهو

"Dan istiwanya Allāh di atas Arsy adalah ketinggian Allāh di atas Arsy dengan Dzat-Nya. Ketinggian yang khusus sesuai dengan keagungan-Nya dan kebesaran-Nya. Tidak mengetahui bagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla beristiwa’ kecuali Dia."
Ucapan beliau:

واستواؤه على العرش علوه عليه بذاته علوا خاصا

"Dan istiwanya Allāh di atas Arsy adalah ketinggian Allāh dengan Dzat-Nya.”

Al-Arsy (العرش) adalah makhluk di antara makhluk-makhluk Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam Al-Qur'an telah menyebutkan beberapa sifat Arsy ini. Di antaranya adalah bahwasanya Arsy ini adalah mahkluk yang besar.

Allāh mengatakan:

ذُو ٱلْعَرْشِ ٱلْمَجِيدُ

"Dialah (Allāh) yang memiliki 'Arsy yang ٱلْمَجِيدُ (Maha Luas)". [QS Al-Buruj: 15]

Menunjukkan bahwasanya Allāh, Dia-lah yang memiliki Arsy. Berarti Arsy adalah makhluk yang dimiliki, sebagaimana kita juga dimiliki oleh Allāh dan disifati oleh Allāh dengan العظمة (besar).

Allāh mengatakan:

رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ

"Rabb bagi Arsy yang sangat besar.” [QS Al-Mu'minun : 86]
Menunjukkan bahwasanya Arsy adalah dikuasai, dipelihara, dijaga oleh Allāh. Allāh beristiwa’ di atas Arsy dan yang memiliki, yang menjaga, yang memelihara Arsy adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan di dalam ayat yang lain Allāh mensifati Arsy ini dengan Al-Karāmah (الكرامة) atau alKaram.

رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْكَرِيمِ

"Dan Rabb bagi Arsy yang mulia.” [QS Al-Mu'minun : 116]

Di dalam ayat yang lain Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan bahwasanya Arsy Allāh ini dipikul oleh 8 malaikat di hari kiamat.

وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَـٰنِيَةٌ

"Dan memikul Arsy Rabbmu pada hari itu di atas mereka ada 8 malaikat.” [QS Al-Haqqah: 17]
Dan pendapat yang lebih kuat bahwasanya Arsy ini adalah mahkluk yang pertama dan para ulama berselisih pendapat dan ini adalah perselisihan di antara ulama Ahlus Sunnah sendiri.

Apakah makhluk yang pertama?

Apakah Arsy Allāh atau qalam, pena yang digunakan untuk menulis takdir sampai hari kiamat.

Ada di antara ulama yang mengatakan yang pertama adalah Arsy dan ada yang mengatakan yang pertama adalah Al-Qalam. Dan pendapat yang lebih kuat, dan ini yang dikuatkan oleh sebagian guru-guru kami yang kami belajar kepada mereka. Bahwasanya yang pertama adalah Arsy.

Di antara dalil mereka adalah ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla menulis takdir di dalam sebuah hadits,

كتب اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

"Allāh menulis takdir bagi makhluk-makhluknya 50 ribu tahun sebelum Allāh menciptakan langit dan bumi".

Disebutkan dalam sebagian lafadz وعرشه على الماء. Ditulis takdir dan Arsy Allāh berada di atas air.

Menunjukkan bahwasanya Arsy sudah ada sebelum Qalam, sehingga sebagian ulama kita mereka berpendapat bahwasanya Arsy adalah makhluk yang pertama.

Jadi dia adalah makhluk yang pertama, makhluk yang paling besar, makhluk yang paling tinggi. Ini adalah sifat Arsy.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan In sya Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈••••○○○••••┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.