🆔 Group WA HSI AbdullahRoy
🌐 edu.hsi.id
🔊 Halaqah 52 ~ Tinggalnya Orang-Orang Yang Beriman Dan Orang-Orang Munafik
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Halaqah 52 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir | Tinggalnya Orang-Orang Yang Beriman Dan Orang-Orang Munafik
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah Tinggalnya Orang-Orang Yang Beriman Dan Orang-Orang Munafiq.
Di dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhori dan Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Alloh, yang sholeh maupun yang fajir. Dikatakan kepada mereka,
Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan manusia sudah pergi?
Dalam riwayat Muslim,
Apa yang kalian tunggu?
Mereka berkata,
Kami berbeda dengan mereka di dunia. Padahal kami dahulu butuh dengan mereka.
➡ Maksudnya dahulu mereka bertauhid tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir. Meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal.
Mereka berkata,
Sungguh kami telah mendengar penyeru menyeru supaya setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami.
Maka datanglah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang mereka lihat pertama kali. Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Alloh di Padang Mahsyar.
Kemudian Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Maka Alloh berkata, “Aku adalah Rabb kalian.” Mereka berkata, “Kami berlindung kepada Alloh darimu. Kami tidak menyekutukan Alloh sedikitpun.”
Mereka mengatakan perkataan ini dua atau tiga kali. Maksudnya Alloh akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka dalam bentuk yang lain. Ketika mereka melihat Alloh dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung kepada Alloh, supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini. Dan ucapan mereka, “Kami tidak menyekutukan Alloh sedikitpun.”, menunjukkan tentang keutamaan tauhid.
Beliau Sholallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Maka tidak berbicara kepada Alloh saat itu kecuali para Nabi.
Maka Alloh berkata,
Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah Rabb kalian?
Mereka berkata,
Betis.
Maka disingkaplah betis Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Para ulama mangatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Alloh. Kewajibah kita beriman bahwasanya Alloh memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya. Tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan mahluk, tidak boleh kita takwil, dan tidak boleh kita bertanya tentang bagaimananya.
Kemudian RosulullohSholallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Maka sujudlah setiap mukmin.
Dan dalam riwayat Muslim disebutkan,
Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk Alloh, ikhlas dari dirinya kecuali Alloh akan mengijinkan dia bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri dan riya’ kecuali Alloh akan menjadikan punggungnya menjadi rata. Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya.
➡ Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata.
➡ Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu Alloh dan orang-orang yang beriman di dunia.
➡ Maka Alloh menipu mereka. Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama orang-orang yang beriman. Namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah.
Kemudian Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala telah kembali kepada bentuk-Nya yang semula.
Kemudian Alloh berkata,
Aku adalah Rabb kalian.
Mereka pun berkata,
Engkau adalah Rabb kami.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
وبا لله التوفيق والهداية
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudaramu,
Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
Post a Comment