🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA | 30 Syawwal 1443 H | 31 Mei 2022 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-32
📖 Poin-Poin Beriman Kepada Allah Yang Terkandung Di Dalam QS As-Syura Ayat 49 dan 50 Bagian Kedua
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاه
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala. Masih kita pada pasal Beriman Kepada Allah.
Kemudian Allah mengatakan:
يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَـٰثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ
"Allah memberikan (menghibahi) kepada siapa yang Allah kehendaki anak wanita, dan Allah memberikan kepada siapa yang dikehendaki anak laki-laki.” [QS Asy-Syura: 49]
Di sini Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan bahwasanya Allah memberikan kepada siapa yang Allah kehendaki di antara hamba-hamba-Nya anak perempuan. Ada di antara makhluk Allah (manusia) diberikan dia anak wanita.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan sesuai dengan kehendak-Nya, Allah menciptakan sesuai dengan kehendak-Nya. Memberikan kepada sebagian, menciptakan untuknya seorang anak wanita. Ini kembali kepada masyi’atullah Azza wa Jalla.
Dan kita yakin sekali lagi bahwasanya apa yang Allah berikan pasti di situ ada hikmahnya (يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَـٰثًا)
وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ
"Dan Allah memberikan kepada siapa yang dikehendaki anak laki-laki.”
Sebagian diberikan anak wanita dan sebagian diberikan anak laki-laki. Kembali kepada masyi’atullah, dan apa yang Allah lakukan pasti di sana ada hikmahnya, dan ini menunjukkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki masyi'ah.
Di antara sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah memiliki Al- Masyi’ah (memiliki kehendak) sesuai dengan keagungan-Nya dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti terjadi.
Berbeda dengan kehendak manusia. Kadang kita menghendaki sesuatu tetapi tidak terjadi, kita memiliki banyak keinginan tapi banyak yang tidak terlaksana. Itu kita sebagai makhluk, tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala
عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Kalau Allah menghendaki sesuatu maka dengan mudah Allah melaksanakan apa yang Dia kehendaki.
فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
[QS Al-Buruj : 16]
يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ
[QS Al-Hajj: 14]
Allah Subhanahu wa Ta'ala melakukan apa yang Dia kehendaki. Adapun manusia maka kehendak mereka adalah di bawah kehendak Allah.
Kalau Allah menghendaki maka terlaksana kehendak tadi dan kalau Allah tidak menghendaki maka tidak akan terlaksana kehendak kita.
Berkata Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah di dalam diwan beliau:
مَا شِئْتَ كَانَ وَإِنْ لَمْ أَشَأْ وَمَا شِئْتُ إِنْ لَمْ تَشَأْ لَمْ يَكُنْ.
"Ya Allah apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi, meskipun aku tidak menghendakinya.”
Apa yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi meskipun kita sebagai makhluk tidak menghendakinya. Kita tidak ingin terjadi musibah atas diri kita, atas anak kita, tapi Allah menghendaki musibah tadi terjadi, meskipun kita tidak menghendakinya.
وَمَا شِئْتُ إِنْ لَمْ تَشَأْ لَمْ يَكُنْ.
Dan apa yang aku kehendaki, seandainya Engkau ya Allah tidak menghendaki, maka tidak akan terjadi.
Kita menghendaki untuk mendapatkan ini dan itu, bekerja di sebuah instansi yang diidamkan, ingin mendapatkan rezeki atau ingin mendapatkan jodoh si fulanah atau si fulan (misalnya), itu adalah kehendak kita, tapi kalau Allah tidak menghendaki tidak akan terjadi.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَـٰلَمِينَ
"Dan tidaklah kalian menghendaki kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabbul'alamin menghendakinya.” [QS At-Takwir : 29]
Dan ini menunjukkan bahwasanya masyi'ah kita di bawah masyi'ah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Allah Subhanahu wa Ta'ala apabila menghendaki sesuatu, (maka akan) terjadi.
Dan yang dimaksud dengan iradah di sini adalah iradah kauniyyah.
يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَـٰثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ
Ada di antara manusia yang Allah berikan rezeki anak-anak wanita dan ada di antara manusia yang diberikan rezeki anak-anak laki-laki.
Padahal mungkin dia inginnya anak laki-laki tapi Allah memberinya anak wanita sehingga semua anaknya adalah wanita, ini adalah hibah (pemberian) dari Allah.
Allah memberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki dan sebagian yang lain diberikan anak laki-laki semuanya padahal dia ingin memiliki anak wanita.
Maka ini kembali kepada masyi’atullah Azza wa Jalla, kita harus menerima apa yang Allah berikan. Yang penting masing-masing dari kita yang telah diberikan oleh Allah anak, baik laki-laki maupun wanita bisa melaksanakan amanahnya.
Kalau kita bisa mendidik anak-anak wanita kita sesuai dengan apa yang disyariatkan maka بِإِذْنِ ٱللَّهِ mereka akan menjadi manfaat bagi kita di hari kiamat.
Demikian pula apabila kita bisa mendidik anak laki-laki kita dengan baik, mengantarkan mereka sehingga mereka mengenal Allah, mengenal Rasul, mengenal agama Islam, maka yang demikian bisa menjadi sebab bertambahnya hasanah (kebaikan) yang bisa menjadi bekal kita bertemu dengan Allah Azza wa Jalla.
Seandainya seseorang mendapatkan anak yang dia inginkan tetapi dia tidak baik di dalam mentarbiyyah anak-anaknya, maka ini mudharat bagi dia sendiri, yang jelas ini adalah hibah yang Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki.
Mungkin masing-masing dari kita memiliki keinginan tapi kita harus ingat bahwasanya keinginan kita adalah di bawah kehendak Allah. Jangan kita menggerutu atau tidak ridha dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Apa yang Allah berikan kita terima dan kita melakukan sebagaimana yang disyariatkan yaitu mentarbiyyah mereka dengan baik, baik anak laki-laki maupun anak wanita.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan In sya Allah kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya.
والله تعالى أعلم وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
════ ❁✿❁ ════
Post a Comment