🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 10 Ramadhan 1443 H /| 12 April 2022 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio 17:
📖 Beriman Kepada Allah - Beriman Kepada Rububiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاه
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ta'ala.
Masih kita pada pasal beriman kepada Allah.
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ta'ala:
فنؤمن بربو بية الله تعالى
Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ini adalah rukun iman yang pertama. Allah Subhanahu wa Ta'ala sebutkan, yang pertama di dalam Al-Quran dan disebutkan yang pertama oleh Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam.
Maka dia adalah aslul ushul dia adalah pokoknya pokok (pondasinya pondasi), seandainya seseorang beriman dengan seluruh rukun iman yang enam kecuali beriman kepada Allah maka ini tidak akan bermanfaat bagi dirinya.
Beriman kepada Allah adalah pondasinya pondasi, dia adalah yang paling penting, dia adalah yang paling tinggi, maka kita mulai dengan beriman kepada Allah.
Beliau mengatakan:
فنؤمن بربو بية الله تعالى
"Maka kita beriman dengan Rububiyyah Allah.”
Di antara cara beriman dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak mungkin sempurna keimanan seorang hamba kepada Allah kecuali apabila dia beriman dengan Rububiyyah Allah.
Mungkin sebagian ada yang baru pertama kali mendengar kalimat Rububiyyah. Secara mudah Rububiyyah ini diambil dari kata Rabb.
⇒ Alhamdulillahi Rabbil'alamin, segala puji bagi Allah, Rabb bagi seluruh alam.
Rabb adalah Dzat yang memiliki, menciptakan, memberikan rejeki, mengatur alam semesta. Itulah yang dinamakan dengan Ar-Rabb ada di situ makna memiliki.
Orang Arab mengatakan "Ana rabudarr (Aku adalah yang memiliki rumah ini), Ana rabul'ibil (Aku adalah yang memiliki unta ini)", maka di dalam makna Rabb ada makna memiliki. Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah Rabb, Dia-lah Rabbul'alamin, Dia-lah yang memiliki alam semesta ini.
Dan di dalamnya ada makna Al-Khaliq, bahwasanya Rabb adalah yang menciptakan. Dia-lah yang merajai, Dia-lah yang mengatur, maka kita harus beriman dengan Rububiyyah Allah.
Syaikh mengatakan di sini:
أي بأنه الرب الخالق الملك المدبر لجميع الأمور
“Beriman dengan Rububiyyah Allah maksudnya adalah beriman bahwasanya Allah, Dia-lah Ar-Rabb yang menciptakan yang merajai yang mengatur seluruh perkara.”
⇒ Dia-lah yang memiliki dan Dia-lah yang menciptakan dan Dia-lah yang mengatur.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
"Segala puji bagi Allah, Rabbil’alamin." [QS Al-Fatihah: 2]
Rabb bagi seluruh alam, maka kita harus yakini bahwasanya Allah, Dia-lah Rabb satu-satunya, harus kita yakini dan kita percayai bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia-lah yang merupakan Rabbul’alamin. Dia-lah Tuhan dan Dia-lah yang menguasai seluruh alam semesta ini.
Al-Khaliq ( الخلق ) Dia-lah yang menciptakan. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ
"Allah menciptakan segala sesuatu.” [QS Az-Zumar: 62]
Allah menciptakan segala sesuatu, baik yang ada di bumi maupun apa yang ada di atas, maka itu semua adalah خَلْقُ ٱللَّهِ itu adalah makhluk bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Adakah selain Allah yang menciptakan? Tidak ada.
ٱلْخَلْقُ
Ini adalah kemampuan yang paling besar, tidak akan mampu untuk menciptakan kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seluruh apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, semua adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Selain Allah Subhanahu wa Ta'ala maka mereka lemah, tidak ada di antara mereka yang bisa mencipta. Maksud mencipta adalah membuat dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada sama sekali kemudian menjadi sesuatu yang ada.
Tidak ada sama sekali kemudian menjadi sesuatu yang terwujud (ada). Sesakti apapun, sepintar apapun, secerdas apapun seseorang, maka dia tidak akan bisa melakukan yang demikian.
Yang bisa melakukan hanya Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala menantang jin dan juga manusia, menantang mereka untuk membuat seekor lalat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُۥ ۖ
“Wahai manusia telah dibuat permisalan bagi kalian, maka hendaklah kalian dengarkan permisalan ini. Camkan ! Permisalan yang Allah buat supaya kalian sadar tentang lemahnya segala sesuatu yang disembah selain Allah. Bahwasanya mereka tidak berhak untuk disembah.” [QS Al-Hajj: 73 ]
فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ
Hendaklah kalian dengarkan permisalan ini!
إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ
Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah, masuk di dalamnya adalah jin, manusia, matahari dan seluruh yang disembah selain Allah tidak akan mereka bisa menciptakan seekor lalat.
Seekor lalat makhluk yang kecil, makhluk yang sederhana mereka tidak akan bisa membuatnya. Membuat seekor lalat yang normal yang bisa bergerak, yang bisa terbang, yang bisa makan, yang bisa berkembang biak.
Maka siapa yang bisa melakukannya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.
وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُ
Bahkan seandainya mereka semua berkumpul, bersatu untuk menciptakan seekor lalat maka mereka tidak akan bisa.
Berkumpul saja mereka tidak akan bisa. Mengumpulkan dan mengerahkan seluruh tenaga yang bisa mereka keluarkan, kecerdasan yang mereka miliki.
وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُ
Meskipun mereka semua berkumpul, maka tidak mungkin mereka bisa menciptakan seekor lalat. Lalu bagaimana bisa menciptakan yang lebih besar dan lebih rumit daripada lalat. Misalnya: Ayam, Kambing, Manusia.
Kalau mereka tidak mampu untuk menciptakan, untuk apa kita menyembah sesuatu yang tidak mampu untuk mencipta?
Menunjukkan bahwasanya dia adalah lemah bahkan dia adalah dicipta oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka kita beriman dengan Rububiyyah Allah di antaranya adalah dengan meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia-lah satu-satunya yang mencipta.
Selain Allah, tidak ada yang bisa mencipta, tidak boleh ada keyakinan bahwasanya di sana ada yang mencipta selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mungkin menciptakan janin, di dalam perut seorang wanita, bisa menciptakan makhluk.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ
"Allah menciptakan segala sesuatu.” [QS Az-Zumar: 62 ]
Selain Allah adalah makhluk.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan In sya Allah kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
════ ❁✿❁ ════
Post a Comment