F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Muqaddimah 04 – Keutamaan Menuntut Ilmu Bagian 4 - Definisi dan Tanda-tanda Ilmu Yang Bermanfaat

Muqaddimah – Definisi dan Tanda-tanda Ilmu Yang Bermanfaat - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Mukadimah Perkuliahan : KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU #4 : Definisi dan Tanda-tanda Ilmu Yang Bermanfaat
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Muqaddimah – Definisi dan Tanda-tanda Ilmu Yang Bermanfaat


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد

Ikhwah grup whatsapp Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Pada kesempatan pagi hari ini (in sya Allah) saya akan menyampaikan definisi ilmu yang bermanfaat dan tanda-tanda ilmu yang bermanfaat.

Sebelum (nanti insya Allah) mungkin pada pertemuan selanjutnya, kita sampaikan keutamaan menuntut ilmu agama beserta dalil-dalilnya.

Tentang definisi ilmu yang bermanfaat ini akan saya bacakan pernyataan Imam Ibnu Rajab rahimahullah, beliau wafat pada tahun 795 Hijriyyah.

Pernyataan beliau ini ada dalam Kitab Fadhlu ‘ilmi as-salaf ‘ala al-khalaf sebagaimana penyataan inipun dikutip oleh penulis kitab “Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga”.

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, Ilmu yang bermanfaat akan menuntun kepada dua perkara.

(1) Mengenal Allah ta’ala dan segala apa yang menjadi hak-Nya, berupa nama-nama yang indah, sifat-sifat yang tinggi dan perbuatan-perbuatan yang agung.

Hal ini menuntut kita untuk mewujudkan pengagungan kita kepada Allah, rasa takut kita kepada Allah, cinta kita kepada Allah, harap kita kepada Allah dan tawakal kita kepada Allah, serta ridha terhadap taqdir juga sabar atas segala musibah yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan.

Jadi ilmu yang bermanfaat itu mengantarkan kita mengenal Allah rabbul alamin sehingga memberikan efek tauhid dalam diri kita. Kita hanya betul-betul berharap kepada Allah, takut kepada Allah dan seterusnya.

(2) Ilmu yang bermanfaat menuntun kita untuk mengetahui segala apa yang diridhai dan dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla, serta mengetahui apa yang dibenci dan dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Baik dalam bentuk keyakinan, perbuatan dan ucapan.

Hal ini mengharuskan orang yang mengetahuinya untuk segera melakukan segala apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala, juga menjauhi segala apa yang dibenci dan dimurkai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Kemudian kata Imam Ibnu Rajab, apabila ilmu itu menghasilkan hal ini bagi pemiliknya maka inilah yang disebut dengan ilmu yang bermanfaat.
  • Ilmu yang bermanfaat menuntun kita untuk mengenal Allah rabbul ‘alamin sehingga kita mentauhidkan Allah rabbul ‘alamin.
  • Ilmu yang bermanfaat menuntun kita untuk mengenal aturan Allah sehingga kita melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Kapan saja ilmu itu bermanfaat dan menancap dengan kuat di dalam hati maka sungguh hati itu akan merasa khusyu’, takut, tunduk mencintai dan mengagungkan Allah subhanahu wa ta’ala.

Maka jiwa merasa cukup dan puas dengan sedikit yang halal dari dunia dan merasa kenyang dengannya sehingga hal itu menjadikannya qana’ah dan zuhud di dunia ini.

Demikian yang dikatakan oleh Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya Fadhlu ‘ilmi as-Salaf ‘ala al-Khalaf.

Kemudian tanda-tanda ilmu yang bermanfaat diantaranya adalah, sebagai berikut:

  1. Orang yang bermanfaat ilmunya tidak akan menganggap dirinya mempunyai keadaan dan kedudukan yang tinggi bahkan hati mereka membenci pujian dari manusia.Tidak menganggap dirinya suci dan tidak sombong terhadap orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.

  2. Pemilik ilmu yang bermanfaat apabila ilmunya bertambah, bertambah pula sikap tawadhu rasa takut, kehinaan dan ketundukan dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala.

  3. Ilmu yang bermanfaat mengajak pemiliknya lari dari dunia, terutama kedudukan atau jabatan, ketenaran dan pujian. Menjauhi hal itu dan bersungguh-sungguh dalam menjauhkan dirinya, maka itu tanda ilmu yang bermanfaat.

    Adapun jika hal itu didapatkan dengan tidak sengaja, maka ia sangat takut akan akibat buruknya, dia takut hal itu sebagai makar atau istidraj dari Allah subhanahu wa ta’ala.

    Sebagaimana Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah beliau sangat takut ketika namanya terkenal (masyhur).

  4. Pemilik ilmu ini tidak mengaku memiliki ilmu dan tidak berbangga dengannya terhadap seorangpun.
Dia tidak menyatakan seseorang itu bodoh kecuali seseorang yang menyalahi sunnah dan ahlus sunnah. Dia marah kepadanya karena Allah ta’ala semata bukan karena pribadinya, tidak pula bermaksud meninggikan kedudukan dirinya di atas orang lain.

Intinya pemilik ilmu yang bermanfaat, dia tidak akan berlaku sombong, tidak akan merendahkan orang lain, tidak akan mencap orang lain dengan kata-kata bodoh kecuali orang yang betul-betul menyelisihi Al-Quran dan As Sunnah.

Karena merendahkan orang lain termasuk الْكِبْرُ (kesombongan) sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (Hadits riwayat Muslim No.91)
Inilah di antara tanda-tanda ilmu yang bermanfaat. Jadi secara ringkas, tanda-tanda ilmu yang bermanfaat, adalah:
  1. Orang yang ilmunya bermanfaat tidak akan menganggap dirinya tinggi dan dia benci pujian manusia.
  2. Orang yang ilmunya bermanfaat, semakin bertambah ilmunya semakin bertambah tawadhu, tambah rasa takutnya dihadapan Allah Rabbul alamin.
  3. Orang yang ilmunya bermanfaat, lari dari dunia terutama ketenaran dan pujian.
  4. Orang yang ilmunya bermanfaat, tidak suka merendahkan orang lain, tidak takabur bahkan ilmunya menjadikan dia semakin tawadhu semakin rendah hati, karena kesombongan adalah penghalang seseorang masuk surga.

    Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

    لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

    “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun sebesar biji sawi.” (Hadits riwayat Muslim No. 91)

Inilah ikhwah sekalian yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala,

Kemudian sebagai catatan terakhir terkait dengan definisi ilmu yang bermanfaat dan ini juga merupakan perkara yang sangat penting yang disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang betul-betul bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh karena itu Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lamin Nubala’ beliau mengatakan:

قال الإمام الذهبي : العلم ما قال الله وما قال رسول و ما قال صحبه
“Ilmu itu adalah sesuatu yang betul-betul bersumber dari Al-Quran, bersumber dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga apa-apa yang dikatakan oleh para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Imam Ibnu Qayyim rahmatullahi ‘alaihim ajma’in, demikian pula yang dikatakan oleh Imam Asy-Syafi’i rahmatullah ‘alaih.

Beliau (Imam Asy-Syafi’i) mengatakan:

كُلُّ الْعُلُوْمِ سِوَى الْقُرْآنِ مَشْغَلَةٌ، إِلَّا الْـحَدِيْثَ وَإِلَّا الْفِقْهَ فِي الدِّيْنِ، اَلْعِلْمُ مَا كَانَ فِيْهِ قَالَ حَدَّثَنَا، وَمَا سِوَى ذَاكَ وَسْوَاسُ الشَّيَاطِيْنِ
“Seluruh ilmu selain Al-Quran hanyalah menyibukan kecuali ilmu hadits dan fiqih dalam rangka mendalami ilmu agama. Ilmu adalah yang tercantum di dalamnya حَدَّثَنَا قَالَ (yaitu) betul-betul jelas rujukannya, jelas riwayatnya, jelas sanadnya. Adapun selain itu hanyalah was-was atau bisikan-bisikan syaithan.” (Diwan Imam Asy-Syafi’i)
Ikhwah sekalian ini yang bisa saya sampaikan mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga pertemuan kita ini diberkahi oleh Allah Rabbul alamin.

Akhukum fillah,
Beni Sarbeni Abu Sumayyah
Pondok pesantren Sabilunnajah Bandung
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.