F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-4 Menyambut Bulan Ramadhan 1443 H - Grup Islam Sunnah - Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A

Audio ke-4 Menyambut Bulan Ramadhan 1443 H - Grup Islam Sunnah - Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-54
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 KAMIS 28 Sya'ban 1443 H / 31 Maret 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Menyambut Bulan Ramadhan 1443H
💽 Audio ke-4
══════════════

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha agung dengan keangungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu.

▫️

Berbincang tentang Persiapan Ramadhan.


Kalau bicara persiapan, kita tanya sama diri kita. Orang kalau dikatakan:
"InsyaaAllah besok kita berangkat ke Jakarta ya.."
"Besok..? Jam berapa?"
"Jam 5"
"Thayyib.."

Perbedaan yang niat berangkat dengan yang tidak niat apa? Yang ga niat berangkat, ya udah.. ga ada packing pakaian; ga ada bawa bekal; ga ada.. mungkin dia kalau mau pakai tol harus diisi kartu tolnya; ga ada pikiran dia mau memperbaiki roda mobilnya, mau isi angin. Itu nafi .

Kalau dikatakan:
"Engkau besok mau ke Jakarta?"
"Iya, mau ke Jakarta..."
"Benar..??"
"Benar..!"
"Tapi kok ga siap-siap..??"

Maka orang yang benar ingin ke Jakarta, ketahuan. Malam itu dia sudah packing pakaian, udah tarok nih; bekal makanan nih, dia ambil juga; mobil dia sempatkan (isi) full tank, sambil dicek anginnya; pagi berangkat.

Antum dengan Ramadhan gimana? Tanyakan, kita apa persiapan kita.

Allah Azza wa Jalla berfirman di surat At-Taubah ayat 46 tentang kalau orang niatnya benar, pasti dia siap-siap.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
{ وَلَوْ أَرَادُوا۟ ٱلْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا۟ لَهُۥ عُدَّةً وَلَٰكِن كَرِهَ ٱللَّهُ ٱنۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ ٱقْعُدُوا۟ مَعَ ٱلْقَٰعِدِينَ }

"Dan seandainya mereka mau berangkat tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka: Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."

Barakallahu fiikum.
Ini berkaitan dengan orang-orang munafiqin yang ngomong doang, "Jihad-jihad fisabilillah", mau berangkat bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Maka Allah katakan:

{ وَلَوْ أَرَادُوا۟ ٱلْخُرُوجَ }

"Kalau benar mereka mau ikut, mereka siapkan diri."

Terbukti kalau mereka ga mau. Kenapa? Ga ada persiapan.

Makanya kalau kita ingin di Ramadhan ini dibebaskan dari api neraka, benar kita ingin dibebaskan dari api neraka; kita ingin diampuni dosa-dosa kita; kita ingin dapat Lailatul Qadr; kita ingin mengkhatamkan Qur'an; kita ingin i'tikaf; kita ingin.. ingin.. Kalau benar, tunjukkan apa persiapannya.

Orang kalau ingin sahur, siap-siap dia. Ketahuan.
"Benar engkau mau sahur?"
"Benar"
"Apa?"
"Alhamdulillah Ustadz, ana sudah pasang alarm; kemudian ana kemarin udah beli nasi bungkus; kemudian ana juga udah beli susu."
Ini tanda dia memang benar mau sahur. Biasanya orang kayak gini, bangun (sahur).

Tapi kalau dikatakan, "Besok engkau puasa?"
"InsyaaAllah puasa"
"Sahur..?"
"Sahur insyaaAllah.."
"Benar..??"
"Benar.."
Tapi ga ada persiapan. Alarm ga dia pasang, walau makanan dia beli, menunjukkan dia memang ga serius.

Umat Islam di Indonesia yang jumlahnya 220 juta, anggap mungkin setengahnya yang dewasa, yang wajib puasa. Kira-kira apa persiapan mereka untuk menghadapi bulan Ramadhan?

Atau kita ga usah ngomongin orang, kita ngomongin diri kita sendiri. Antum persiapan Ramadhan ini sejak kapan? Sejak bulan Rajab persiapannya?

Kalau kita contohkan, orang kalau mau jadi presiden 2024, tahun ini sudah persiapan. Itu mereka udah siap-siap. Kenapa untuk jadi penghuni surga, kita ga siap-siap..?!
Orang jadi presiden berapa tahun? 2 kali 5 tahun, 10 tahun dia menikmatinya. Sedangkan Lailatul Qadr ini bernilai 83 tahun lebih. Satu malam lebih baik dari 1000 bulan. Kita ga ada persiapan sama sekali. Maka buktinya 10 hari terakhir kita melihat kondisi umat Islam kayak udah gak ada Ramadhan. Gak ada. Mesjid udah mulai sepi, yang ramai pasar.

Kembali nih, kita tahu ternyata mereka persiapan buat apa? Idul Fitri.
Benar mereka mau Idul Fitri? Yakin, Ustadz.
Kenapa? Mereka beli baju baru; mereka siap kuenya; dipersiapkan semuanya.

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala mengatakan:

حَذَارٍ، حَذَارٍ مِنْ أَمْرَيْنِ

"Hati-hati engkau, berhati-hatilah! Waspada dari 2 perkara"

Yang pertama,

وَأَنْ يَأْتِيَ وَاجِبُ الْوَقْتِ، وَأَنْتَ غَيْرُ مُسْتَعِدٍّ لَهُ وَمُتَهَيِّئٍ لِفِعْلِهِ

Yang pertama, jangan sampai datang kewajiban di waktu itu, sedangkan engkau belum siap, belum mempersiapkan diri untuknya dan belum siap-siap untuk mengamalkan.
Kenapa?

فَتُعَاقَبُ بِالتَّثْبِيْطِ عَنْ فِعْلِهِ، وَالتَّخْذِيْلِ عَنْ تَحْصِيْلِهِ

Akhirnya engkau terhalangi untuk dapat mengamalkan amalan itu. Niat ada, tapi kesiapan ga ada. Engkau tidak mempersiapkan diri, sehingga pas waktunya, engkau ga bisa.
Ini yang berbahaya.

Ahibbaty fillah,
Orang itu kalau siap-siap mau khatam Qur’an di bulan Ramadhan,
"Aku kepingin khatam Qur'an.."
Ya siapin sekarang ini, jangan nunggu.
"Nanti aku mau ngaji"
Mulai kapan?
Mulai malam pertama Ramadhan.
Loh.. hari ini ngapain?
Ga ngapa-ngapain.
Berarti engkau ga siap-siap.

Awal malam Ramadhan mungkin engkau bisa mengkhatamkan 1 Juz. Hari kedua, juz ke-2. Hari ketiga, juz ke-3. Hari keempat, mulai tuh berkurang, ga sampai 1 juz. Kelima masih punya utang yang hari keempat. Hari keenam punya hutang 2 hari. Sampai selesai Ramadhan, engkau baru selesai 10 Juz. Kenapa? Karena engkau ga siap-siap.

Allah Azza wa Jalla berfirman di surat At-Taubah ayat 83:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
{ فَإِن رَّجَعَكَ ٱللَّهُ إِلَىٰ طَآئِفَةٍ مِّنْهُمْ فَٱسْتَـْٔذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُل لَّن تَخْرُجُوا۟ مَعِىَ أَبَدًا وَلَن تُقَٰتِلُوا۟ مَعِىَ عَدُوًّا ۖ إِنَّكُمْ رَضِيتُم بِٱلْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَٱقْعُدُوا۟ مَعَ ٱلْخَٰلِفِينَ }

"Maka jika Allah mengembalikanmu (Muhammad) kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang) maka katakanlah, ‘Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi (berperang) kali yang pertama. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut (berperang)'."

Ini hukuman. Ketika datang kewajiban mereka ga langsung mengamalkan. Ga ada kesiapan buat mereka. Ini orang-orang munafikin, pas Nabi pulang dari perang mereka datang, "Kami akan berjuang dengan engkau."
Hukuman buat mereka apa?

{ فَقُلْ لَنْ تَخْرُجُوْا مَعِيَ أَبَدًا }

Ga, dosa ini hukuman buat kamu. Kalian tidak akan pernah keluar sama aku untuk berjihad, kalian tidak akan pernah lagi memerangi musuh bersamaku selama-lamanya.
Kenapa?
Kemarin datang kewajiban kalian ga ikut, ga siap-siap kalian, jadi akhirnya pura-pura. Itu hukuman pertama.

Hal kedua yang perlu dihindari tatkala datang perintah: Jangan sampai kita menyelisihi perintah itu karena ga sesuai dengan hawa nafsu kita. Berapa banyak orang yang meninggalkan perintah Allah dengan alasan ga relevan, ga cocok zamannya, ga logis.

Orang yang seperti ini ketika menolak perintah Allah Azza wa Jalla, lalu menganggapnya sesuatu yang ga masuk akal karena tidak sesuai dengan nafsu dia, bukan ga masuk akal dia, jamaah. Karena kita tahu semua agama ini, perintah Allah Azza wa Jalla itu, sesuai dengan fitrah manusia, sesuai dengan logika manusia, tapi ga sesuai dengan nafsu.

Orang yang seperti ini akan mendapatkan hukuman nanti. Hatinya dibalik sudah, sulit untuk menerima nasehat, bahkan kadang kala dicap menjadi orang-orang kafir. Naudzubillahi mindzalik.

Audio ke-4 Menyambut Bulan Ramadhan 1443 H - Grup Islam Sunnah - Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A
Ahibbaty fillah,
Jadi kalau bicara persiapan Ramadhan, maka yang pertama memperbaiki taubat. Taubat.
Kenapa? Karena di bulan Ramadhan ini syaitan itu dibelenggu, pintu neraka ditutup (bukannya dibuka), kemudian akan ada yang menyeru mengatakan:

( يَا بَغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ )

"Wahai orang yang ingin kebaikan, kemarilah, saatnya berlomba-lomba."

( وَيَا بَغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ )

"Yang ingin berbuat jahat, berhenti! Cukup sudah engkau."

Jadi kalau ada orang yang nyeleneh, jamaah; ada orang mungkin yang suka bergurau, dikatakan dia suka bergurau. Tapi ada momentum ga boleh gurau sekarang. Serius sekarang. Sebentar, iya, satu bulan. Maka hendaklah kita bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla.

Kenapa kita bicara taubat? Ada sebagian orang yang terus berbuat dosa, berzina. Naudzubillah. Melakukan riba. Riba, dosa-dosa besar. Dia berpikir dengan Ramadhan kan katanya dari satu Ramadhan ke Ramadhan selanjutnya penghapusan dosa. Iya betul, hanya saja Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menjelaskan:

❲ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ ❳

"Kalau dosa-dosa besar ditinggalin."

Maka agar Ramadhan ini fungsinya menghapuskan dosa itu jalan, maka dosa besar tinggalin. Meninggalkannya dengan bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla.

Allah berfirman:

{ وَتُوْبُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِیعًا أَیُّهَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ }

"Bertaubatlah kalian semuanya, tanpa terkecuali."(QS. An Nur: 31)

Sampai orang yang berilmu pun disuruh taubat; orang saleh pun bertaubat, kalau kalian ingin sukses. Jadi "bab taubat" ini, jamaah. Jangan berpikir, "Ohh, kayaknya ana ga ustadz. Ana alhamdulillah jauh dari dosa Ustadz. Aman insyaaAllah. Ana udah hijrah kok. Semua dosa udah ana tinggalin."

Emangnya udah berhenti engkau berbuat dosa? Bayangkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wassalam, Beliau mengatakan kepada para sahabat:

❲ أَيُّهَا النَّاسَ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ، فَإِنِّيْ أَتُوْبُ اللهِ فِي الْيَوْمِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ❳

"Wahai orang-orang, para sahabat, kalian bertaubatlah kepada Allah, minta ampun sama Allah. Aku itu dalam sehari taubat 70 kali."

Jadi banyak sekali. Kadang kala sekali duduk 100 kali Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan:

[ رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ ]

/Rabbighfirlii watub 'alaiyya innaka antat-tawwaabur-rahiim/

Kita bagaimana? Berapa kali kita bertaubat dalam sehari?
Kemarin, tanyakan, ana kemarin itu taubat dan istighfar sama Allah berapa kali?
Jangan hitung yang setelah shalat. Kenapa? Karena itu jadi rutinitas.

السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ الله، السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ الله، أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ.

Kadang kala "astagfirullah" kita itu ga nyampe ke hati. Sedangkan kita tahu, doa, permohonan kepada Allah, ga bakalan diterima apabila sumbernya lalai, hatinya lalai.

Ahibbaty fillah,
Maka sebelum masuk bulan Ramadhan, perbaharui taubat, perindah taubat kita.

▫️

Hadza wallahu a'lam bish shawab.

Itu yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini. Kurang lebihnya mohon ma'af. Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan Ramadhan yang lebih bermanfaat.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


═════ ∴ |GiS| ∴ ═════
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.