Materi 09 – Faedah Ikhlas (4)
🌍 Kelas UFA
🎙 Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه لله تعالى
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
6. Pahala seseorang semakin besar
Faedah keikhlasan yang ke-6, yaitu ikhlas memperbanyak pahala seseorang. Yaitu semakin tinggi ikhlas seseorang, maka pahala seseorang semakin besar. Dan di antara cara dia semakin ikhlas adalah dengan semakin menyembunyikan amalannya. Karena jika amalannya semakin tersembunyi, maka dia semakin jauh dan sebab-sebab riya’ dan sebab-sebab ujub dan dia makin fokus kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia berusaha tidak ada yang mengetahui amalannya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di antara dalil akan hal ini banyak sekali. Di antaranya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 271, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِن تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ
“Kalau kalian menampakan sedekah kalian, maka itu sangat baik.” Tetapi kata Allah:
وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ
“Tapi kalau kalian sembunyikan dan kalian berikan kepada fakir miskin (yaitu tidak kalian tampakkan ke hadapan banyak orang), maka itu lebih baik bagi kalian.”
وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ
“Dan Allah akan menghapuskan dosa-dosa kami.”
وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿٢٧١﴾
“Allah tahu apa yang kalian lakukan.”
Yaitu sedekah yang kalian tampakkan itu Allah tahu, demikian juga sedekah yang kalian sembunyikan Allah juga tahu. Dan sedekah yang disembunyikan itu pahalanya lebih besar.
Demikian juga kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
صَدَقَةَ السَّرِّ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
“Bahwasanya sedekah yang dilakukan secara diam-diam akan meredamkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Dan kita sudah sebutkan pada faedah sebelumnya, yaitu di antara orang yang dinaungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah orang yang bersedekah dengan tangan kanannya kemudian disembunyikan sehingga tangan kirinya pun tidak mengetahui apa yang dia sedekahkan.
Di antara dalil atau nash tentang hal ini, hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang dishahihkan oleh Syaikh Albani Rahimahullahu Ta’ala, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
صَلَاةُ الرَّجُلِ تَطَوُّعًا حَيْثُ لَا يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلَاتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ
“Shalat sunnah seseorang yang dia lakukan tidak dilihat oleh orang lain, maka ini pahalanya 25 kali lipat dari shalat sunnah yang dia kerjakan kalau dilihat oleh orang lain.”
Dalam lafal yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
تَطُوُّعُ الرَّجُلِ فِي بَيْتِهِ يَزِيدُ عَلَى تَطَوُّعِهِ عِنْدَ النَّاسِ كَفَضْلِ صَلَاةِ الْجَمَاعَةِ عَلَى صَلَاةِ الرَّجُلِ وَحْدَهُ
Maknanya sama, yaitu “Shalat sunnah seseorang yang dikerjakan di rumahnya, pahalanya lebih besar daripada kalau dia shalat sunnah di hadapan banyak orang. Seperti shalat berjamaah dengan shalat sendirian.”
Kita tahu shalat berjamaah jika dibandingkan dengan shalat sendirian 25 kali lipat. Maka hadits ini menunjukkan bahwasanya seorang semakin ikhlas, maka pahalanya semakin besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
7. Bahagia dalam meraih syafaat
Di antara faedah keikhlasan yang sangat agung, yaitu orang semakin ikhlas, maka dia adalah orang yang paling bahagia dalam meraih syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat kelak.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia yang mendapatkan syafaat engkau pada hari kiamat kelak?”
Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ
“Orang yang paling bahagia meraih syafaatku pada hari kiamat, yaitu seseorang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan dia ikhlas (tulus) dari hatinya.” (HR. Bukhari)
Maka jelas pada hadits ini Nabi mengatakan bahwa orang yang paling berhak memperoleh syafaat Nabi pada hari kiamat adalah yang paling tinggi tauhidnya dan yang paling tinggi keikhlasannya.
Perhatikan di sini, Abu Hurairah bertanya:
مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ
“Siapa yang paling bahagia?” yaitu ada Isim Tafdhil (اسم التفضيل), yaitu siapa yang paling bahagia. Dan Nabi juga menjawab sama: أَسْعَدُ النَّاسِ “Yang paling bahagia mendapatkan syafaatku.” Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang meraih syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertingkat-tingkat.
Semua orang yang ikhlas, maka dia akan meraih syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tetapi semakin ikhlas seseorang maka dia akan meraih bagian yang paling besar dari syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Makanya dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ
“Setiap Nabi memiliki doa yang terkabulkan.”
وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Dan aku menyisakan doaku, doa tersebut aku akan jadikan syafaat bagi umatku pada hari kiamat.”
Kemudian kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
“Maka syafa’atku insyaAllah akan mengenai seluruh umatku yang meninggal tidak berbuat syirik sama sekali.”
Jadi kalau ingin meraih syafaat harus ikhlas. Dan semakin ikhlas, maka semakin bahagia meraih syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ikhwan dan akhwat berjuanglah kita dalam kehidupan ini untuk beramal shalih dan menjauhkan diri dari segala hal-hal yang bisa merusak keikhlasan kita.
Semakin Anda tidak mengharapkan pujian dari orang lain, semakin Anda tidak mengharapkan pengakuan dari orang lain, semakin Anda hanya fokus pada penilaian Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Anda semakin ikhlas dan semakin meraih syafaat yang paling besar dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Semoga Allah menganugerahkan kepada saya dan kepada Antum sekalian syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat, hari yang tidak bermanfaat harta dan anak-anak.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
Post a Comment